haloMOM.com haloMOM.com haloMOM.com haloMOM.com haloMOM.com haloMOM.com
1 2 3 4 5 6

Cari Blog Ini

Sabtu, 24 Januari 2015

Metode/Caranya Memulai Melakukan Pembukuan Secara Rutin

halo MOM, Untuk melengkapi cara mengelola keuangan keluarga, berikut Metode/cara untuk memulai melakukan pembukuan secara rutin bisa dilakukan dengan 2 hal: 

MANUAL, yaitu dengan Entry daily Expense dan Entry berdasarkan Bon-bon yang ada dan AUTOMATIC.

Manual dibagi menjadi 2:
Entry Daily Expense

Daily expense:
Dengan menggunakan secarik kertas yang bisa dimasukkan ke dalam dompet, disitu tercatat seluruh pengeluaran setiap harinya. Lalu, setiap minggu, memeriksa catatan itu dan merangkumnya dalam Excel untuk dikategorisasi . Baru kita tahu Dengan demikian, kita bisa melihat bagaimana persisnya pola pemasukan dan pengeluaran keluarga kita dengan jelas.

Entry pembukuan berdasarkan bon-bon yang ada.
Dan membedakan Tunai dan Non Tunai. Tugas Kita adalah mencatat setiap transaksi baik yang bersifat kas maupun non kas, tanpa terkecuali, secara kronologis. Tugas Kita mirip dengan tugas staf akunting sebuah perusahaan yang melakukan entry ke dalam jurnal harian. Milikilah catatan khusus, yang bisa dibuat sendiri dalam buku tulis biasa. Sisihkan waktu secara rutin setiap malam, mungkin 20 menit atau 30 menit, untuk mengerjakannya secara kontinyu. Usahakan menyimpan bukti transaksi atau struk belanjanya untuk setiap transaksi penting. Jadi ketika Kita membutuhkannya, Kita tinggal membuka catatan dan membongkar laci. 

A) Transaksi Tunai
Transaksi tunai aatau transaksi kas adalah transaksi yang disertai dengan perpindahan uang tunai. Banyak sedikitnya MOM melakukan transaksi kas/ tunai, sangatlah relative. Ada yang lebih suka melakukan secara tunai, ada juga yang memilih membayar menggunakan kartu kredit atau transfer. Tapi, betapa pun banyaknya kartu kredit yang dimiliki seseorang, ia tetap saja harus menyediakan uang tunai. Banyak transaksi harian yang tidak bisa menggunakan kartu kredit. Misalnya, membeli bumbu dapur di warung tetu saja harus menggunakan uang tunai. Membeli bensin di SPBU besar sekalipun, masih harus dibayar dengan uang tunai.

Berikut contoh pencatatan transaksi harian milik Ibu Agustin selama beberapa hari.
Senin, 05 Januari 2015

Saldo kemarin : Rp 63.500
Ambil dari ATM : Rp 500.000
Total Kas : Rp 563.500

Pengeluaran
Parkir : Rp 2.000
Obat : Rp 10.000
Belanja harian : Rp 17.000
Bensin : Rp 80.000
Pulsa : Rp 50.000
Total Pengeluaran : Rp 159.000
Saldo Akhir : Rp 404.500

Selasa, 06 Januari 2015

Saldo Kemarin : Rp 404.500
Ambil dari ATM : Rp 1.000.000
Total Kas : Rp 1.404.500

Pengeluaran
Bayar hutang : Rp 15.000
Belanja harian : Rp 24.000
Bayar Listrik : Rp 227.800
Bayar telepon : Rp 331.200
Uang saku anak : Rp 77.600
Parkir : Rp 12.000
Beli snack untuk tamu: Rp 16.000
Total pengeluaran : Rp 687.600
Saldo Akhir : Rp 716.900

Begitulah contoh pencatatan transaksi harian. Tentu saja kita tidak boleh keliru dalam menjumlahkan atau mengurangkan angka tersebut, untuk memeriksanya, hitung uang tunai yang tersisa, yang harus cocok dengan saldo akhir.

B) Transaksi Non-Tunai
Dalam setiap bulan Kita banyak melakukan transaksi yang sifatnya non tunai. Misalnya, berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, itu merupakan transaksi non tunai. Pembayaran tagihan kartu kredit juga merupakan transaksi non tunai, karena biasanya dilakuam dengan transfer bank. Jika suatu saat Kita mengirim uang kepada pihak lain (teman, kakak/ adik, saudara) melalui transfer antar rekening bank, berarti Kita juga melalukan transaksi non tunai. Buatlah catatan tersendiri untuk transaksi yang bukan bersifat kas (non tunai). 

Perhatikan mana yang bersifat rutin, dan mana yang bersifat incidental atau pada waktu tertentu saja. Pembayaran tagihan kartu kredit, cicilan rumah dan kendaraan, adalah contoh transaksi rutin bulanan yang bersifat non tunai. Jika Kita mentransfer sadara yagn sedang sakit dan membutuhkan bantuan keuangan, itu termasuk transaksi yang bersifat incidental, pembayaran tagihan kartu kredit merupakan transaksi yang bersifat rutin setiap bulan, namun jumlahnya berbeda (tergantung pada saldo kewajiban Kita). 

Untuk memudahkan Kita mencocokkan hitungan, mintalah prin out buku tabungan Kita sesering mungkin. Umumnya, bank memberlakukan system yang menggabungkan sekian transaksi menjadi satu transaksi saja. Misalnya, untuk setiap 24 kali transaksi, bank akan menggabungkan ke dalam satu catatan GTU (gabungan transaksi unposted). Ini berarti, Kita tidak bisa mendapatkan rincian untuk setiap transaksi, kecuali harus meminta secara khusus dengan melalui prosedur yang ditentukan bank, itu pun bisa memerlukan waktu berhari-hari. Untuk menyiasatinya, mintalah print out buku tabungan sebelum 24 kali transaksi. 

Transaksi di ATM tentu termasuk dalam perhitungan ini. Bahkan, Kita mesti ekstra hati-hati karena pengambilan tunai sebesar 5 juta misalnya, namun ditarik dua kali (sesuai kapasitas mesin ATM), akan dihitung dua kali transaksi. Catatlah setiap transaksi non tunai yang kita lakukan. 

Misalnya:


Senin, 05 Januari 2015
Belanja kebutuhan 2 mingguan : Rp 655.000 (menggunakan kartu kredit)

Selasa, 06 Januari 2015
Transfer ke saudara: Rp 250.000; bayar cicilan rumah (autodebet): Rp 3.225.400; membayar tagihan kartu kredit: Rp 500.000; pendapatan bunga tabungan: Rp 66.000; belanja kebutuhan dua minggu: Rp 446.000; bayar cicilan tanah (autodebet): Rp 1.887.800; bayar premi asuransi (autodebet): Rp 335.000.

Begitu contoh pencatatan transaksi non tunai. Dari catatan di atas, ada dua transaksi yang menggunakan kartu kredit. Artinya, utang Kita bertambah Rp 1.101.000 yang akan dibayar pada bulan berikutnya. Transaksi ini berpotensi menimbulkan biaya bunga. Lima transaksi pengelauran langsung di debet dari rekening, senilai total Rp 6.198.200. Sementara itu, ada satu transaksi pendapatan bunga senilai Rp 66.000.

C) Rekapitulasi Akhir Bulan
Pada akhir bulan, seluruh catatan itu direkap. Klasifikasikan biaya yang mirip, yang dikeluarkan setiap hari secara berulang. Misalnya, uang jaajn anak. Jika Kita mengeluarkan Rp10 ribu per hari selama 28 hari, maka dalam rekap akan tercatat Rp280000 untuk pos pengeluaran uang jajan anak sebulan. Pada dasarnya anggaran terbagi menjadi dua: yakni pendapatan/ penerimaan dan pengeluaran. 

Pencatatan sisi pendapatan dan pengeluaran harus seimbang (balance). Bagaimana jika pendapatan jauh lebih besar dari pengeluaran? Artinya, sisa pendapatan akan masuk ke rekening bank (masuk pos tabungan) atau instrument investasi (dibelikan emas, misalnya) guna menghindari risiko penyimpanan uang kontan yang terlalu besar. Sebaliknya, jika pengeluaran jauh lebih besar dibandingakn penerimaan, harus ditutup dengan sumber lain, misalnya pinjaman. Jadi, dari segi pencatatan (akuntansi), sisi pendapatan dan pengeluaran tetaplah seimbang (balance budget). Begitu terus bulan per bulan sampai dengan akhir tahun nanti dan dimulai lagi diawal tahun selanjutnya.

AUTOMATIC
Bunda bisa menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah banyak tersedia di ANDROID, macem-macem bentuk dan model ada disitu MOM......memang ada aplikasi yang rumit ada juga yang simpel, silahkan saja dipilih via download di Playstore.

So MOM pilih metode yang mana??? Semua bagus koq asalkan rutin dilakukan

Semoga bermanfaat ya MOM :)

#Family #Keuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...